dunia jendra dan bunga

 
I'm Wicaksono
From Velbak, Kebayoran Baru, Jakarta, Indonesia

jendra dan bunga mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang berkunjung ke sini dan melihat dunia kanak-kanak kami. jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan di shoutbox ya.





Kenangan Terdahulu
Arsip
Pranala
Template by
Free Blog Template by Request

Wednesday, October 26, 2005
umang-umang atau keong?
sekolah ternyata kegiatan yang menyenangkan buat mas jendra. soalnya, setiap pulang sekolah dia bisa beli sesuatu. apa saja, yang penting menyenangkan. kadang mas jendra jajan permen. kali lain mas jendra beli kue cubit.

kemarin, mas jendra beli umang-umang. itu tuh, keong-keong kecil. mas jendra sayang banget sama keongnya. sampai tidur pun dibawanya serta. tapi adek bunga takut sama umang-umang itu. adek bunga malah nggak berani pegang. geli, katanya.
posted by Wicaksono @ 22:37   |
umang-umang itu ternyata suka juga makan melon. mungkin karena manis ya, yah? mungkin saja, nak. lain kali kita coba kasih makan nasi, yuk! mau nggak, ya?


posted by Wicaksono @ 21:52   |
ini umang-umang mas jendra. lagi ngumpet. mungkin karena takut lihat ayah. emang ayah suka makan umang-umang, ya?

posted by Wicaksono @ 21:06   |
Monday, October 24, 2005
rajin belajar
mas jendra rajin belajar lo. liat aja, saking semangatnya, dia belajar cuma pakai celana dalem. pasti belum mandi ya, mas?
posted by Wicaksono @ 06:50   |
Thursday, October 20, 2005
gaya bobo anak-anak
mas jendra dan adek bunga punya gaya sendiri-sendiri kalau bobo. lucu juga melihat gaya mereka. soalnya aneh-aneh, sih. lihat deh, foto-foto mereka di bawah ini.

apa pun gaya mereka, rasanya gimana gitu kalau melihat mereka bisa bobo pules. ada rasa trenyuh, lega, dan kadang-kadang heran. ternyata mereka sudah besar-besar. padahal rasanya baru kemarin melihat mereka tidur di buaian. hidup ternyata memang selalu menyimpan tikungan mengejutkan.
posted by Wicaksono @ 22:33   |
adek bunga bobo pules. dia cuma bangun kalau mau minum susu. biasanya dia teriak, "susu...susu...susu, mah!" terus, ngompol deh...
posted by Wicaksono @ 21:45   |
kalau bobo, mas jendra selalu megangin bajunya ciko .. itu tuh, boneka beruang kecil yang sudah nggak tahu ke mana sekarang. kebiasaan ini dimulai sejak mas jendra masih bayi sampai sekarang. lucu, ya?
posted by Wicaksono @ 21:43   |
bergaya di cimahpar
ayah sama mamah ternyata sesekali pengen gaya juga. Mereka foto berdua, tuh. Cihuiiii ... Yang motret tante Nonie di kantornya di Cimahpar.

posted by Wicaksono @ 00:17   |
Friday, October 07, 2005
ini pas foto terbaru jendra dan bunga
posted by Wicaksono @ 19:46   |
Wednesday, October 05, 2005
untuk jendra dan bunga
anak-anak yang tersayang ....

ayah mendapatkan cerita di bawah ini dari seorang teman. cerita tersebut mengingatkan ayah pada kalian berdua. terutama ketika kalian melakukan hal yang sama dan nyaris menghabiskan kesabaran ayah, juga mamah. ayah sengaja menuliskannya di sini supaya kelak kalian bisa membacanya kembali dan memahaminya. semoga kalian berdua bisa memetik pelajaran dari cerita ini.

sun sayang dari ayah.



Ayah, Anak dan Burung Gagak

Pada suatu sore seorang ayah bersama anaknya yang baru saja menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pohon. Si ayah lalu menunjuk ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda tersebut?" "Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak yang menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras, "Itu burung gagak ayah!"

Sejenak kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras, "BURUNG GAGAK!!"

Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan si ayah, "Gagak ayah.......".

Tetapi kembali mengejutkan sianak, beberapa saat kemudian si ayah sekali lagi membuka mulutnya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar kehilangan kesabaran dan menjadi marah. "Ayah!!! saya tidak mengerti ayah mengerti atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah menanyakan pertanyaan tersebut dan saya pun sudah memberikan jawabannya. Apakah yang ayah ingin saya katakan? Itu burung gagak, burung gagak ayah," kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah kemudian bangkit menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian si ayah keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah buku harian lama.

"Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary itu," pinta si ayah.

Si anak taat dan membaca bagian yang berikut ...

"Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap dipohon. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apakah itu?". Dan aku menjawab, "Burung gagak". Walau bagaimanapun, anakku terus bertanya pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini ayah baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran dan marah."
posted by Wicaksono @ 19:10   |